Pendopo

Terhampar seluruh getar hati dalam setiap kata dan maknanya. Terdendang sebuah kisah yang sempat tertoreh di seperempat waktu. Kebahagiaan terasa hanya beberapa kejap dari usia yang tak lagi dihitung oleh hitungan tahun tetapi oleh kedalaman rasa. Maka, di atas sajadah kata ini, ku berusaha memetik dawai hati, nyanyikan kidung sunyi yang rindukan buaian mimpi. Tak usah membuka telinga, belalakkan mata, apalagi memaksa batu bicara pada takdir. Bukan pula penulis, tetapi tetap mencoba menulis.

MEMBUMIKAN MANAJEMEN DALAM DUNIA PENDIDIKAN


Judul Buku : Education Management; Analisis Teori dan Praktik
Penulis : Veithzal Rivai & Sylviana Murni
Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta
Cetakan : I, 2009
Tebal : xxii + 916 halaman
Peresensi : Anwar Nuris *
Management is doing things right; leadership is doing the right things
(Peter Drucker)

Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education is life dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka diskursus seputar pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan, menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan.
Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial. Dan sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya pemberdayaan.
Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan perlunya perubahan pengelolaan. Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan zaman.
Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi membawa konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan. 
Pembenahan secara total meliputi segala aspek. Jika ini dilakukan maka akan membentuk sebuah jaringan yang kuat yang secara serentak melaju mencapai tujuan/sasaran. Dengan demikian maka sebuah lembaga pendidikan akan tetap eksis dan terus berkembang dalam kancah persaingan global.
Kepekaan melihat kondisi global yang bergulir dan peluang masa depan menjadi modal utama untuk mengadakan perubahan paradigma dalam manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Manakala tahu melihat peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian modal menjadi pijakan untuk mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi, maka secara otomatis akan terjadi sebuah efek domino (positif) dalam pengelolaan organisasi, strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran, biaya, marketing pendidikan.
Untuk menuju point education change (perubahan pendidikan) di atas secara menyeluruh, maka manajemen pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan pendidikan sehingga menghasilkan out-put yang diinginkan. Walaupun masih terdapat institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya. Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. (hal. 633)
Dengan semangat education changes, pertanyaan lain kemudian muncul, mau dikemanakan arah pendidikan di Indonesia saat ini?. Pertanyaan ini dilatarbelakangi oleh ketidakjelasan arah pendidikan di negeri ini; setiap ganti kepemimpinan, ganti kebijakannya. Seolah-olah pendidikan di Indonesia tidak memiliki blue print yang jelas. Belum pada tingkat yang lebih rendah, misalnya, dalam kaitan teknis pendidikan, banyak sekali instiotusi pendidikan (baik pada tataran sekolah hingga perguruan tinggi) pengelolaannya tidak profesional. Mulai perencanaan, sistem pendidikan, sarana-prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM), hingga sistem manajemennya.
Kalau manajemen pendidikannya sudah tertata dengan baik dan membumi, niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk, minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak memadai, pungutan liar, hingga kekerasan dalam pendidikan. (Hal. 47)
Hal ini mengakibatkan sasaran-sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan. Parahnya terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari akan hal tersebut. Oleh karena itu, buku Education Management; Analisis Teori Dan Praktik ini secara mendetail sistematis mengulas teori-teori paling mendasar dalam dunia kependidikan, sehingga dapat digunakan sebagai pijakan menanggapi setiap problematika negatif yang mengancam keberlangsungan pendidikan yang ideal. Selain itu juga sebagai counter balances akan isu-isu yang berkaitan dengan manajemen pendidikan dalam wilayah praksis dan riil.
Buku setebal 916 halaman ini memberikan ruang diskursus lebih mendalam, tidak hanya teori tetapi juga wilayah praktiknya. Yang agak berbeda dengan buku manajemen pendidikan lainnya, buku yang ditulis oleh Veithzal Rivai dan Sylviana Murni ini berangkat dari pengembangan unsur terpenting pendidikan (Sumber Daya Manusia), yaitu gagasan dasar pendidikan sebagai proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/keterampilan (skills developments) sikap atau mengubah sikap (attitute change). Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya.
Buku ini juga berangkat dari asumsi dasar teori manajemen, bahwa manajemen pendidikan dalam perkembangannya memerlukan apa yang dikenal dengan Good Management Practice untuk pengelolaannya. Buku ini hadir tepat pada waktunya, yaitu ketika praktek Good management practice dalam pendidikan masih merupakan suatu hal yang elusif. Banyak penyelenggara pendidikan yang beranggapan bahwa manajemen pendidikan bukanlah suatu hal yang penting, karena kesalahan persepsi yang menganggap bahwa domain manajemen adalah bisnis.
Dengan bahasa yang mudah dipahami, buku ini mampu menjelaskan teori-teori manajemen yang rumit; education change, total quality management, hingga management by objective. Sebuah oase deskriptif pendidikan yang melelahkan.

* Mahasiswa Semester Bonus Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan Nyantri di Padepokan IKMAS (Ikatan Mahasiswa Sumenep) di Surabaya. Tulisan ini sudah di muat di Harian Duta Masyarakat, Edisi Minggu 16 Agustus 2009.